Leadership


Pemimpin yang efektif memengaruhi pengikut dengan cara yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Gaya kepemimpinan yang berbeda dapat memengaruhi efektivitas atau kinerja organisasi. Gaya kepemimpinan adalah cara memberikan arahan, menerapkan strategi dan memotivasi individu menuju pencapaian tujuan yang diinginkan. 


Berikut adalah penjelasan materi kepimipinan dan gaya kepemimpinan, Kepemimpinan didefinisikan:
  • Sebagai upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu untuk mencapai beberapa tujuan (Gibson, Ivancevich, Donnelly  & Konopaske, 2011).
  • Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaianvisi atau serangkaian tujuan (Robbins & Judge, 2013)
  • Kemampuan individu untukmenggunakan pengaruh dan kontrol terhadap anggota lain untuk membantu suatu kelompokatau organisasi mencapai tujuannya (George & Jones, 2012). 

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan "Kemampuan menggunakan pengaruh dan kontrol untuk memotivasi individu dan suatu kelompok untuk mencapai visi dan serangkaian tujuan organisasi". 
Kepemimpinan tidak bisa dilepas dari sosok pemimpin. Pemimpin merupakan Orang yang menyediakan fungsi koordinasi dan kontrol yang tampaknya menyatukan orang, untuk memetakan arah, dan untuk memberikan dorongan dan pengakuan verbal (Gibson, dkk., 2011) atau individu yang dapat mempengaruhi anggota kelompok atau organisasi untuk membantu kelompok atau organisasi mencapai tujuannya (George & Jones, 2012) maka pemimpin bisa dikatakan sebagai Orang yang dapat mempengaruhi dan menyediakan fungsi koordinasi serta kontrol kelompok/organisasi untuk mengarahkannya dan membantu mencapai tujuan organisasi.

George & Jones (2012) menggolongkan pemimpin menjadi Pemimpin Formal & Pemimpin Informal, sementara (Robbins & Judge, 2013) menggolongkan pemimpinan menjadi Charismatic Leader & Transformational Leader.

Sifat-sifat Kepemimpinan (Gibson, dkk., 2011)
•Kemampuan
•Kepribadian
•Motivasi

Perilaku pemimpin (Gibson, dkk., 2011)
•Berorientasi pada tugas
•Berorientasi pada orang
•Memulai struktur
•Pertimbangan Transaksional Transformasional

Teori Fiedler

Fiedler berpendapat bahwa situasi dalam gaya kepemimpinan harus diubah agar sesuai dengan gaya kepemimpinan individu (Gibson, J L., dkk., 2011). Gaya kepemimpinan teori Fiedler (George & Jones, 2012) terbagi menjadi 2. Pertama, Para pemimpin yang berorientasi pada tugas (Task Oriented), dan pemimpin yang berorientasi pada hubungan (Relationship Oriented). Dalam Robbins & Judge, (2013) mengatakan bahwa kelompok yang efektif kinerjanya tergantung pada kecocokan yang tepat antara gaya pemimpin dan sejauh mana situasi memberi kendali pada pemimpin. Terdapat 2 macam gaya kepemimpinan, yakni Task Oriented dan Relationship Oriented. 

Berbeda dengan Fiedler, Model Vroom & Yetton merupakan model yang menggambarkan berbagai cara dimana para pemimpin dapat membuat keputusan dan membimbing para pemimpin dalam menentukan sejauh mana bawahan harus ikut serta dalam pengambilan keputusan (George & Jones, 2012). Pendekatan Vroom & Yetton mengasumsikan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan tertentu yang sesuai untuk setiap situasi (Gibson, J L., dkk., 2011). 

Kasus 1
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukan sikap tidak puas dan agresif. Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya pada Drs.Abdul Hakim, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Hakim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “Dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”

Jawaban Kasus :
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Namun, dalam kasus ini Hartoyo gaya kepemimpinan yang dipakai Hartoyo adalah gaya dengan orientasi tugas. Gaya kepemimpinan ini secara dominan berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan kerja dan motivasi berprestasi karyawan. Seharusnya kepemimpinan Hartoyo menerapkan gaya kepemimpinan berorientasi karyawan lebih dominan di bandingkan dengan gaya kepemimpinan berorientasi tugas agar dapat meningkatkan motivasi berprestasi karyawan. Dan lebih memperhatikan kepentingan karyawan juga untuk mencapai tujuan mereka.

Hartoyo juga menggunakan tipe kepemimpinan otoriter, yaitu tipe pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada tipe kepemimpinan otoriter ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.

Keuntungan dalam menggunakan tipe kepemimpinan otoriter : Bawahan tidak perlu memikirkan apapun, bawahan cukup melaksanakan apa yang telah menjadi keputusan dari pemimpin/atasan.
Kelemahan dalam menggunakan tipe kepemimpinan otoriter : Semua aspek kegiatan dalam perusahaan dikendalikan oleh pemimpin/atasan, sehingga apabila ada suatu masalah dalam perusahaan tersebut semuanya hanya tergantung pada pimimpin dan bawahan tidak boleh ikut campur dalam pengambilan keputusan. Serta menjadi kurang adanya kerjasama dalam perusahaan tersebut.

Pebandingan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara:
Dalam membangun sebuah perusahaan diperlukan kerjasama antara pemimpin dengan bawahan. Namun, bawahan Hartoyo yang sekarang ingin ikut dalam membangun perusahaan tersebut secara bersama-sama agar tercapainya sebuah tujuan. Sedangkan bawahan hartoyo sewaktu di tentara merupakan anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi. Sehingga mereka membutuhkan tipe kepemimpinan yang otoriter.2.Apabila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya, perusahaan tersebut dapat mengalami gulung tikar, apabila seorang pimimpin hanya mengutamakan keputusan sendiri tanpa menerima saran dari bawahan.


Saran saya, sebaiknya Hartoyo dapat merubah gaya kepemimpinan otoriternya dengan gaya kepemimpinan demokratis, yaitu gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Pada kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sehingga Hartoyo akan mudah untuk mencapai tujuan perusahaannya apabila merubah gaya kepemimpinannya dengan gaya kepemimpinan demokratis .








 Sumber : 
  Gibson, J L., Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H., & Konopaske,R. (2011). Organizations: Behavior, Structure, Processes. NewYork: McGraw-Hill Education.
      George, J. M., & Jones, G. R. (2012). Understanding and Managing Organizational Behavior, 6th Edition. New Jersey: Pearson Education.
       Robbins, S. P. & Judge, T. (2013). Organizational Behavior 15th Edition. PEARSON



Komentar

Postingan Populer